Pabrik sepatu adalah awal di mana sepasang sepatu diproduksi. Sepatu
wanita, sepatu pria, sepatu anak-anak, sepatu olahraga, dan segala jenis sepatu
sesuai kebutuhan dan permintaan pasar dihasilkan di tempat ini. Tetapi sadarkah
Anda, bahwa asal-muasal produksi sepatu atau produk apa pun itu bukanlah
dimulai dari pabrik melainkan dimulai dari sepasang tangan? Sadarkah Anda
betapa rumitnya proses pembuatan sepasang sepatu? Mulai dari proses mendesain
hingga lebih dari sekitar 100 langkah lainnya harus dilakukan untuk membuat
sebuah sepatu, yang sebagian besar tidak bisa dikerjakan oleh mesin. Termasuk
yang paling utama, yaitu membuat cetakan kaki yang menentukan konstruksi sepatu
yang baik dan nyaman.
Pabrik sepatu zaman dahulu sendiri tidak bisa dikatakan sebagai “pabrik”,
karena zaman dahulu ketika revolusi industri di Inggris belum terjadi, belum ada mesin
yang bisa memproduksi secara massal sehingga semua sistem produksi menggunakan
keterampilan tangan tenaga manusia. Hal ini mengakibatkan setiap pasang sepatu
yang dihasilkan menjadi unik dan eksklusif, karena setiap pasangnya adalah
sepatu yang bisa saja tampak sama, namun berbeda dalam pengerjaannya. Bayangkan
berapa banyak detil yang terdapat pada sebuah sepatu: mulai dari pola, jahitan,
lipatan, perforasi, embellishment, dan detil-detil sepatu lainnya. Jangankan
perngerjaan dengan tangan, pengerjaan dengan mesin sendiri tidak akan bisa
membuat dua pasang sepatu menjadi karya yang identik.
Pabrik sepatu zaman dahulu -atau lebih tepatnya tangan-tangan para
pengrajin sepatu yang terampil- memproduksi sepatu secara luar biasa
mendetail. Satu pasang sepatu benar-benar dibuat secara eksklusif untuk satu
orang pelanggan, mulai dari pola dan cetakan yang dibuat berdasarkan bentuk dan kontur kaki
yang telah diukur sehingga sepatu tersebut akan benar-benar pas dengan kaki si
pemakainya. Namun seiring dengan perkembangan jumlah manusia dan jumlah
permintaan yang semakin lama semakin meningkat, cara-cara
seperti itu terpaksa mulai ditinggalkan dan diganti dengan sistem produksi
massal. Selain karena banyaknya permintaan, cara tersebut dianggap mahal,
karena harus melalui proses yang luar biasa rumit namun eksklusif hanya untuk
satu orang. Awal permulaan cara baru tersebut dimulai dan ditandai oleh
terjadinya revolusi industri di Inggris pada akhir abad ke-18. Penemuan mesin
uap oleh James Watt pada tahun 1765 merupakan awal tanda
munculnya revolusi industri tersebut.
Pabrik sepatu Clarks sendiri dimulai dari tangan terampil
Cyrus dan James Clarks sejak tahun 1825 di Sommerset UK. Awalnya mereka membuat
sepatu dari kulit domba dengan bantuan beberapa tenaga kerja. Secara perlahan,
bisnis mereka berkembang hingga menjadi sebuah brand sepatu global dengan lebih
dari 1.000 butik dan 13.000 karyawan Clarks yang tersebar di seluruh dunia.
Permintaan yang luar biasa besar mendorong sepatu Clarks untuk membuka pabrik
tidak hanya di Somerset UK, melainkan juga di negara-negara terpilih seperti
Italia, Vietnam, Srilanka, China, Brazil, dan India dengan supervisi yang
dikirim langsung dari Inggris. Begitu juga dalam hal quality control, yang
dikerjakan oleh tim profesional ahli.
Pabrik sepatu Clarks memang tersebar di beberapa negara. Walaupun begitu, satu
model/artikel sepatu diproduksi hanya di satu pabrik di satu negara untuk
dijual ke seluruh dunia. Jadi apabila Anda membeli sebuah model/artikel sepatu
Clarks di mana pun, sepatu tersebut akan sama buatannya dengan sepatu Clarks
yang Anda beli di Inggris sekalipun. Setiap model/artikel sepatu Clarks
memiliki nama tersendiri yang unik dan sesuai karakter sepatunya, misalkan saja
artikel Silver Mine. Seluruh artikel Silver Mine ini dibuat di pabrik di Brazil.
Jadi seluruh artikel Silver Mine yang dijual di 72 negara di dunia adalah
artikel yang berasal dari pabrik Clarks Brazil. Ini adalah bentuk quality
control yang dilakukan oleh Clarks. Jadi apabila terdapat kesalahan/cacat
produksi pada satu artikel akan langsung dapat ditelusuri dari pabrik di negara
manakah sepatu itu berasal.
Pabrik sepatu Clarks
memiliki bentuk quality control lainnya yaitu, tim designer sepatu Clarks hanya
berada di Inggris (Clarks Head Quarter), dengan total lebih dari 200 orang
desainer sepatu yang handal. Inilah bedanya sistem quality control sepatu
Clarks dengan merk populer lainnya yang mungkin telah Anda ketahui. Kebanyakan
merk lain menggunakan sistem lisensi atau franchise, yang hanya
mengambil/membayar merk namun memproduksi sendiri model sepatu yang tidak sama
dengan model merk sepatu di negara asalnya. Ada juga merk sepatu dengan sistem
semacam ini yang bisa saja memproduksi sepatu yang sama namun tidak di pabrik
yang sama dengan pabrik di negara asal. Sistem demikian mengakibatkan kurangnya
quality control dari merk sepatu di negara asal sehingga “merk” yang Anda beli
tidak memberikan kualitas yang sama dengan yang seharusnya Anda terima.
Pabrik sepatu Clarks
memiliki sistem quality control yang baik. Jadi, Anda sebagai konsumen sepatu
Clarks tidak perlu ragu akan kualitas sepatu Clarks di Indonesia karena akan
sama dengan sepatu Clarks di negara mana pun. Sepatu Clarks di Indonesia masih
100% import dan terbuat dari kulit sapi asli dengan kombinasi karet (rubber)
dan polyurethane (PU) yang tahan lama. Berawal dari tangan Cyrus dan James
Clarks, kini Anda bisa menikmati sejarah panjang proses penciptaan sepatu
Clarks di kaki Anda.
Pengawasan Kualitas adalah memenuhi spesifikasi dan toleransi yang
ditetapkan oleh pihak konsumen. Sehingga definisi dari pengendalian kualitas
adalah aktivitas keteknikan dan manajemen untuk mengukur ciri – ciri kualitas
produksi dan membandingkan dengan spesifikasi yang ada, serta mengambil
tindakan perbaikan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan dengan
standar yang ada.
Dengan adanya pengendalian kualitas maka diharapkan
penyimpangan – penyimpangan yang muncul dapat dikurangi dan proses produksi
dapat diarahkan pada tujuan yang ingin dicapai. Pengendalian kualitas itu
berhasil jika dapat menekan produk cacat seminimal mungkin dari apa yang
direncanakan.
Tujuan Pengendalian/Pentingnya Kualitas
Standar kualitas dari suatu produk tidak hanya ditentukan oleh perusahaan
yang bersangkutan, namun konsumen juga ikut berperan untuk menentukan kualitas
dari produk, sehingga perusahaan harus mengikuti standar. Sehingga dapat
disimpilkan bahwa tujuan dari pengendalian kualitas adalah :
a. Untuk mendapatkan kualitas output yang konsisten dengan
spesifikasi produk yang diinginkan dan memenuhi syarat – syarat yang ditentukan
oleh konsumen sehingga akan meningkatkan kepercayaan dan kepuasan konsumen.
b. Untuk membimbing perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar melalui prosedur
kerja yang baik, pengurangan produk cacat, penekanan biaya dan peningkatan
order yang menguntungkan.
c. Usaha menyidik dengan cepat apabila terjadi
pergeseran proses produksi yang menyebabkan penurunan kualitas, sehingga dapat
diambil tindakan pencegahan.
d. Untuk membantu karyawan dalam memperbaiki kesalahan dan meningkatkan
kemampuannya sehingga tujuan dan sasaran perusahaan dapat dicapai.